Berita

Kongres FIG 2018 di Turki

Kongres FIG (International Federation of Surveyors) 2018 dilaksanakan di Istanbul, Turki pada tanggal 6 – 11 Mei 2018. Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) berkesempatan mendelegasikan anggotanya untuk hadir dan berpartisipasi dalam acara tersebut. Lokasi kongres berada tepat di jantung kota Istanbul, Istanbul Congress Center. Kongres FIG tahun ini mengangkat tema ‘Embracing our smart world where the continents connect: enhancing the geospatial maturity of societies’. Pada kongres ini terdapat agenda Majelis Umum (general assembly) dan Sesi teknikal (technical session).

 Dalam kesempatan ini Prof. Dr. Chryssy Potsiou selaku presiden FIG periode 2015 – 2018 menyampaikan beberapa poin penting. Saat ini, dunia telah mencapai masa dimana demografi dan urbanisasi berubah secara cepat, sangat dinamis. Teknologi membawa kemudahan dalam kegiatan bisnis dan pemerintahan. Internet dan data cloud menggunakan geo-data dalam jumlah yang besar. Perangkat pintar telah memberi kemudahan untuk menjangkau lokasi di pelosok – pelosok planet ini. Tema kongres ini diangkat untuk memotivasi para surveyor agar meningkatkan kualifikasi mereka untuk ‘Geospatial Transformation of the World (Transformasi Geospasial di Dunia)’.

Semangat “Geospatial Transformation of the World” mempunyai objektif pada dua hal, yaitu:

  1. The 2030 Sustainable Development Agenda
  2. The Sustainability of Surveying Profession

Seiring dengan berkembang pesatnya teknologi, seharusnya masyarakat tidak sebatas “melek secara spasial”, melainkan harus menjadi masyarakat yang “dewasa secara spasial”. Di tahun – tahun sebelumnya fokus perkembangan spasial lebih banyak mengenai penyediaan data yang reliable, evidence-based open, dan low cost data. Namun demikian, kita sadar bahwa tugas tambahan sebagai surveyor  yaitu bagaimana menyampaikan data-data tersebut kepada masyarakat luas dan apakah data-data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Proses transisi ini membutuhkan kemampuan profesional surveyor yang mumpuni dan cerdas.

Sesi teknikal merupakan ajang presentasi penelitian-penelitian dalam bentuk paper dari peserta yang hadir dari seluruh dunia. Beberapa delegasi asal Indonesia mendapat kesempatan sebagai presenter, diantaranya Dr. Ir. Bambang Edhi Laksono, M.Sc dan Ir. Virgo Eresta Jaya, M.Eng.Sc.

Dr. Ir. Bambang Edhi Laksono, M.Sc, dosen Teknik Geodesi ITB, mempresentasikan penelitiannya yang berjudul “Application of Multipurpose Cadastre to Evaluate Energy Security of Land Parcel (Case Study : Gedung A and Gedung B, Institut Teknologi Sumatra). Penelitian ini dulakukan bersama dengan Satrio Muhammad Alif, ST dan Agung Pandi Nugroho, ST, keduanya dosen Teknik Geomatika ITERA. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsumsi energi pada ruangan. Dalam penelitian ini dapat diidentifikasi perbandingan luas antar ruangan untuk menentukan ruangan mana yang membutuhkan pasokan energi listrik lebih besar dan lebih kecil.

Ir. Virgo Eresta Jaya, M.Eng.Sc. berkesempatan mempresentasikan paper penelitian yang berjudul “Fit For Purpose – Participatory Mapping for Cadastre : a Village Approach”, yang ditulis bersama Dwi Budi Martono dan Leo Pantimena. Penelitian ini menjelaskan tentang pendaftaran tanah sistematik di Indonesia yang telah mencapai lima juta bidang di awal tahun 2017. Pada penelitian ini, wilayah yang diangkat adalah Kabupaten Madiun,  Jawa Timur. Di wilayah tersebut, dilakukan pelatihan terhadap administrator lokal agar mempunyai kompetensi untuk melakukan pendaftaran tanah.

Selain penyampaian paper dari peserta, technical session ini juga dimanfaatkan untuk bertukar pikiran mengenai bagaimana sistem pengukuran, akuisisi data, dan instrumen pengukuran terbaru dari setiap negara. Salah satu yang menarik adalah paper yang disampaikan oleh peserta asal Turki yang memeragakan augmented reality dari bangunan-bangunan cagar budaya di Turkey dengan menggunakan alat virtual reality. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, cara tersebut efektif untuk mengenalkan sejarah kepada generasi muda.

Majelis Umum dilaksanakan untuk memilih Presiden FIG untuk periode selanjutnya, 2018-2022. Agenda ini dilaksanakn sebanyak dua kali, pada tanggal 6  dan 11 Mei. Agenda majelis umum pertama merupakan ajang presentasi bagi seluruh calon presiden FIG. Sedangkan, agenda Majelis Umum kedua adalah pemilihan ketua FIG dari kandidat yang ada. Setelah proses pemilihan suara, terpilih Rudolf Staiger (Jerman) sebagai Preside FIG periode 2018-2022.

Saat ini, para pejabat FIG memperluas jaringan, membangun kolaborasi dengan organisasi – organisasi internasional baik level regional  maupun lokal untuk meningkatkan nilai dari data geospasial yang aman, berkembang, adil, edukatif, menjunjung kesetaraan gender, dan efisien untuk wilayah urban dan rural. Mimpi jangka panjang FIG adalah membangun smart cities untuk masa depan yang lebih baik dan menjadikan profesi surveyor sebagai kontributor nyata bagi infrastruktur di masa depan.

 

 

Ditulis oleh: Dzauqi Arani.

Disunting oleh: Arinda S. A. 

Related Articles